Kamis, 26 Juni 2014

GASING


PERMAINAN GASING
Pendahuluan
Ada banyak permainan rakyat yang ada di miliki masyarakat Melayu terutama di Kepulauan Riau seperti: Layang-layang atau Waw, Pacu Sampan, Galah Panjang, Sepak Raga,Congkak, Enjik-enjik Semut, Kelereng, Yeye, Lompat Tiong, Serau Endok, Ketapel, Tali Merdeka, Adu Buah Para, Canang, Gasing dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini saya akan sedikit membagi pengetahuan saya tentang permainan masyarakat melayu khususnya di Kepulauan Riau yaitu Gasing. Gasing merupakan permainan yang tak asing lagi bagi masyarakat Riau. Di beberapa daerah khususnya di Kepulauan Anambas, Gasing sering di mainkan pada acara perayaan. Di kecamatan Palmatak khususnya di desa Ladan, Gasing dijadikan salah satu perlombaan yang tidak pernah ditinggalkan di setiap perayaan ulang tahun desa. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai Gasing.

1.      Pengertian Gasing
 Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada porosnya secara seimbang pada suatu titik. Pada zamannya, selain merupakan mainan gasing juga digunakan untuk berjudi dan meramal nasib.Gasing merupakan permainan tradisional orang Melayu. Gasing terbuat dari jenis kayu yang berkualitas baik. Kayu tersebut dibentuk agak bulat dengan garis tengah yang bervariasi. Kemudian bagian bawah agak lancip serta bagian atas dari gasing dibentuk dan diberi sedikit tonjolan untuk melilitkan tali. Gasing ada dia jenis, gasing perempuan dan laki-laki. Gasing laki-laki memiliki kepala yang lebih panjang dibandingkan dengan kepala gasing perempuan.

2.      Bentuk-bentuk gasing









3.       Bahan
Gasing terbuat dari kayu diantaranya adalah sebagai berikut: Kayu Mbaris,kayu Keranji, kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu ntigi, kayu semelawan, kayu Akasia,kayu Asam jawa,kayu Pertai cina, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu dungun. pasak gasing terbuat dari basi, paku atau jarum.

4.      Alat dalam permainan
·         Tali: Tali terbuat dari kulit katu seperti: Kulit kayu temaran ,kulit melinjo,Kulit Peluntan, kulit Baruk,dan dapat juga dibuat dari tali nyilon. Khusus untuk tali yang terbuat dari kulit kayu cara pembuatannya adalah dengan terlebih dahulu direndam beberapa hari,kemudian di pukul-pukul untuk membuang bagian kulit luarnya,lalu di jemur,dan selanjutnya dipintal menjadi tali sesuai yang diinginkan,pada bagian ujungnya lebih kecilsedangkan pada bagian tengahnya berdiameter antara 0,5 sampai 1,0 cm, panjangnya disesuaikan penggunaannya. Sedangkan untuk tali nyilon, tali harus dibuka terlebih dahulu kemudian dipintal lagi sebab tali buatan pabrik pintalannya kiri oleh karena itu tali tersebut dibuka dan dipintal disesuaikan dengan yang diinginkan.
·         Pencedok: Pencedok digunakan khusus untuk gasing berindu,terbuat dari potongan triplek ataupun kayu tipis dengan panjang kira-kira 7x9 cm.
·         Pancang/Tonggak kayu: Pancang /tonggak kayu panjangnya kira-kira 2 meter dengan keliling 20 sampai 30 cm yang digunakan untuk tonggak tempat mengembankan gasing untuk gasing berindu,tonggak tersebut ditancapkan pada tanah tempat dimana permainan gasing akan dilaksanakan.
·         Kaca: digunakan untuk beradu.
·         Lapangan: tanah lapang dengan ukuran kira-kira 8 atau 9x9 meter. Lapang yang bagus adalah tanah liat yang agak keras. Karna putaran gasing akan lebih laju. Pada tanah dibuat garis (tempat untuk memutar gasing.
·         Perlengkapan lainnya seperti: Getah kayu moras yang berguna agar tali tidak licin pada saat tali dibolang (diikatkan kegasing). Damar;berguna agar gasingnya tidak licin pada saat tali dibolang. Aplas; berguna untuk mengamplas pasak gasing agar cocok dengan tempat atau tanah dimana gasing akan dimainkan (khusus gasing pangkak.

5.      Pembuatan Gasing
v  Alat pembuatan gasing
·         Bindu
·         Pahat
·         Keke
·         Tali
·         Papan sebagai penyangga
·         Pernis
·         Minyak oli
·         Jarum,paku atau besi

v  Tata cara pembuatan gasing berindu.
Dalam pembuatan gasing biasanya di lakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas menarik tali, satu orang lagi bertugas membentuk gasing dengan menggunakan pahat. Dala pembuatan gasing, untuk orang yang telah mahir memerlukan waktu satu jam untuk membuat satu gasing, jika beum mahir maka akan lebih lama waktunya.Untuk pembuatan gasing berindu dapat dilakukan dua cara

a.      Cara Diraut:
·         Dengan cara diraut; pertama-tama kayu dibakal(dibulatkan sesuai bentuk bakal gasing.
·         Setelah berbentuk seperti gasing, pekerjaan meraut tetap dilakukan, gasing diputar dan diberi tanda dengan spidol dimana yang terkena spidol ditempat itulah yang perlu diraut,sampailah akhirnya kesemua bagian dari gasing terkena spidol selesai sebagian membuat gasing berindu.
·         Pembuatan pasak ; pasak dibuat dari jarum jahit ,bagian bawah (burit gasing) dilobangi dengan bor/gurdi dengan ukuran 0,5 sampai dengan 0,8mm kemudian disopak dengan kayu sepang yang terlebih dahulu diraut berbentuk bulat yang disesuaikan dengan mata bor sebagai pelobang. Pasak tersebut ditancapkan pada kayu sepang dengan sedikit –demi sedikit diansah/dipotong dengan batu canai(batu ansahan),sampai benar-benar gasing tersebut layak untuk dimainkan.

b.      Dibubut/dilarik.
·         Kayu dibakal berbentuk seperti gasing(dibulatkan sesuai bentuk gasing).
·         Setelah berbentuk seperti gasing,bakal gasing tersebut dilarik/dibubut dengan mesin bubut ,sempai menjadi bentuk gasing yang diinginkan.
·         Pembuatan pasak dan pemberian pasak sam halnya dengan cara pembuatan gasing yang Diraut.

v  Tata cara pembuatan gasing pangkak:
Untuk pembuatan gasing pangkak dapat dilakukan dua cara:
·         Dengan cara diraut sebagai mana pembuatan gasing berindu namun dengan cara ini memerlukan waktu yang cukup lama,untuk mencapai hasil yang memuaskan.
·          Untuk cara kedua ini; pertama-tama kayu dibulatkan,kemudian dibakal sehingga berbentuk sebuah bakal gasing yang siap untuk dilarik /dibubut.seperti berikut :
·         Pembuatan pasak: Pasak gasing terbuat dari besi baut ukura 14 dan kikir bulat dengan ukuran 8s/d 12.

Cara kerja pembuatannya sebagai berikut:
·         Baut dilobangi dengan menggunakan bor listrik sedalam 1.cm, kikir bulat dipotong dengan menggunakan gerinda sepanjang 1,5.cm, kemudian diberi lem kawin (lem besi),seterusnya kikir bulat yang telah dipotong dimasukkan kelobang pada baut dirapikan/dihaluskan dengan menggunakan gerinda sesuaikan dengan yang diinginkan.
·         Bila gasingnya telah selesai dibubut bagian bawahnya (burit) Dilobangi untuk memasukkan pasak gasing yang telah tersedia disesuikan dengan panjangnya pasak.

6.      Pemain-pemainnya
Para pemain dalam permainan Gasing umumnya dari jenis kelamin laki-laki yaitu anak-anak, remaja dan orang dewasa. Jumlah pemain minimal dua orang bahkan bisa dimainkan secara beregu. Dalam beregu jumlah pemainnya maksimal 13 orang dan terdiri dari dua regu. Dalam beregu, 13 oran ini memiliki tugas yang berbeda-beda, lima orang bertugas sebagai pemain(pemutar gasing), lima orang lainnya sebagai jaga uri gasing( mengawasi gasing yang telah di letakkan di atas kaca), tiga orang lainnya sebagai menyuduk( menaruh gasing diatas kaca)(Sistem beregu biasa disebut “seraje” dan apa bila hanya terdiri dari dua orang saja disebut “gantialu”.



7.      Jalannya permainan
Permainan Gasing ini umumnya di atas tanah datar dan keras. Permainan dilakukan dalam 10-12 ronde satu ronde biasanya memerlukan waktu 1 jam. Permainan biasanya berlangsung dari pagi sampai sore, atau paling lama berlangsung hingga malam hari. Biasanya permaian paling seikit dimainkan selama 8 jam.Pertama-tama Gasing dipegang atau digenggam dengan satu tangan kemudian tangan yang satunya memasang tali di atas kepala Gasing yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat sedikit ada tonjolan. Dari tonjolan ini lah dimulai untuk melilitkan tali. Caranya adalah ujung tali dilekatkan pada tonjolan Gasing (kepala) kemudian ditekan dengan ibujari yang menggenggam Gasing. Selanjutnya tali dililitkan kuat-kuat dan rapat sampai kira-kira seperempat atau setengah badan Gasing. Setelah itu ujung tali yang tersisa dibalutkan kedalam tangan yang hendak melontarkan Gasing. Dengan demikian Gasing telah berpindah ketangan yang melilitkan tali sambil menggenggam Gasing kuat-kuat. Sewaktu akan melontarkan Gasing, tangan yang menggenggam Gasing di angkat keatas melewati pundak sejajar dengan kepala pemain kemudiand ilontarkan kedepan, dan pada saat Gasing hendak  menyentuh tanah tali disentakkan maka Gasingakan berputar.

Di dalam permainan Gasing ini dikenal dua cara untuk bermain :
v  Pangkak:
Pangkak adalah suatu bentuk permainan melontarkan Gasing dengan mengenai sasaran Gasing lawan. Sebelum bermain terlebih dahulu diadakan undian dengan melihat lamanya Gasing berputar yang disebut dengan Betenden. Bagi seseorang yang kalah dalam undian Gasing maka ia harus memasang terlebih dahulu Gasingnya. Caranya adalah Gasing yang kalah oleh pemiliknya dilontarkan kedalam suatu lingkaran yang telah disediakan. Kemudian yang menang dalam undian melontarkan Gasing sekuat-kuatnya dengan sasaran Gasing lawan. Untuk mengeluarkan Gasing lawan dari suatu lingkaran diperlukan kekuatan dan keahlian seorang pemain.Ada 4 kali pangkak yang pertama namanya nokol yang kedua apet nokol yang ketiga apet selonjo dan  yang keempat bolos belonjo. Dalam pangkak yang pertam,kedua dan ketiga. Pemangkak tidak harus mengenai gasing lawannya. Tapi pada pangkak yang keempat pangkaknya harus kena. Jika tidak kena maka pemangkak tidak mendapatkan poin.

v   Uri
Uri adalah permainan yang menentukan lamanya Gasing berputar dengan cara Gasing dilontarkan sekuat-kuatnya kedepan kemudian Gasing yang telah berputar dicedok keatas piring atau alat yang sejenisnya. Lontaran yang kuat dan ketepatan sentakan tali menentukan lamanya Gasing berputar. Sehubungan dengan lamanya Gasing berputar ditentukan pula oleh kualitas Gasing dan rapatnya tali yang dililitkan pada Gasing. Sebab kalau tidak demikian maka sewaktu Gasing dilontarkan tali yang dililitkan pada Gasing akan terlepas, istilahnya “bolos”, yang menyebabkan Gasing akan terlempar begitu saja tanpa berputar.


Hasil Wawancara
Untuk mendukung data yang saya miliki, saya melakukan wawancara kepada ayah saya. Ayah saya sering menyaksikan permaian gasing dan juga pandai dalam memainkan dan membuat gasing.



Identitas Narasumber:
Nama                            : Bahtiar           
Tempat tanggal lahir        : Tebang, 04 Oktober 1968
Alamat                            :  Jl. Usman Haji Pang No.2  
Pekerjan                        : Nelayan



Pertanyaan      :Sejak kapan mengenal gasing?
Jawaban          :Sejak kecil saya sudah mengenal gasing
Pertanyaan      :Kayu apa yang digunakan untuk membuat gasing?
Jawaban          :Kayu Belian (ulin),kayu Laban tanduk,kayu Mampat, kayu Asam jawa, kayu Mirau, kayu jeruk sambal,(batang limau calung),kayu dungun
Pertanyaan      :Apa saja alat dalam pembuatan gasing?
Jawaban          :Bindu, Pahat, Keke, Tali, Papan, sebagai penyangga, Pernis Minyak oli Jarum,paku atau besi
Pertanyaaan     :Alat dalam bermain?
Jawaban          :Lapangan, kaca, tali, gasing, pencedok
Pertanyaan      :Cara bermain?
Jawaban          :Mula-mula Gasing dipegang dengan satu tangan kemudian tangan yang satunya memasang tali di atas kepala Gasing. Caranya adalah ujung tali dilekatkan pada tonjolan Gasing (kepala) kemudian ditekan dengan ibujari yang menggenggam Gasing. Selanjutnya tali dililitkan kuat-kuat dan rapat sampai kira-kira seperempat atau setengah badan Gasing. Setelah itu ujung tali yang tersisa dibalutkan kedalam tangan yang hendak melontarkan Gasing. Dengan demikian Gasing telah berpindah ketangan yang melilitkan tali sambil menggenggam Gasing kuat-kuat. Sewaktu akan melontarkan Gasing, tangan yang menggenggam Gasing di angkat keatas melewati pundak sejajar dengan kepala pemain kemudiand ilontarkan kedepan, dan pada saat Gasing hendak  menyentuh tanah tali disentakkan maka Gasingakan berputar.

Pertanyaan      :Jumlah pemain?
Jawaban          :Dua orang, jika beregu sekitar tiga belas orang
Pertanyaan      :Cara membuat gasing?
Jawaban          :Caranya di larik dengan tali atau di buat dengan mesin



Hasil Dokumentasi:















Referensi :
·         Wawancara dengan Narasumber yaitu Bapak Bahtiar
·         Buku Butang Emas . Halaman: 171-173
·         Buku Jagat Melayu Dalam Lintas Budaya Di Riau, Oleh UU. HAMIDY. Halama: 185
·         Museum Sultan Badrul Alamsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar