Kamis, 08 Januari 2015

Suka Duka Menjadi Seorang Penjahit


Keterampilan dalam menjahit bukanlah keahlian yang bisa didapat secara singkat, apalagi jika tidak memiliki dasar yang kuat. Untuk menjadi seorang penjahit yang profesional dan mampu mengasilkan hasil jahitan yang bagus membutuhkan latihan dan pengalaman yang tidak sedikit. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menjadi seorang penjahit yang profesional, karna keterampilan ini tidak semudah kelihatannya.
Seorang penjahit yang tinggal di Desa Ladan Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas bernama Sarkiah menuturkan bahwa dia belajar selama empat tahun untuk menjadi seorang penjahit yang handal. Terutama karna guru menjahitnya hanya datang 3 atau 4 bulan sekali “dalam 4 bulan itu mereka hanya datang selama 10 hari” tuturnya. Dua pengajar yang berasal dari Jakarta itu dikontrak selama empat tahun oleh perusahaan setempat.
Wanita yang telah berumur 45 tahun ini menjelaskan bahwa ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses menjahit. Menjahit bukan hanya sekedar keterampilan dalam mengoprasikan mesin jahit tetapi juga ketelitian, kesabaran dan yang penting adalah keterampilan dalam memotong bahan jahitan. Menurut Buk Sarkiah dalam menjahit hal yang paling sulit adalah membotong bahan jahitan, karna jika terdapat kesalahan sedikit saja maka akan fatal akibatnya. Bisa saja jahitan yang dihasilkan kekecilan, kebesaran, kepanjangan atau kependekan. Jika jahitan yang dihasikan kebesaran atau kepanjangan masih bisa diakali dengan mengulang kembali jahitan, tapi tidak dengan jahitan yang kekecilan dan kependekan, jika jahitan itu masih bisa diperbaiki, Buk Sarkiah akan memperbaiki bagian-bagian yang kecil akau pendek itu, namun jika bagian-bagian itu terlalu kecil sehingga tidak muat dan tidak bisa diperbaiki maka terpaksa ia harus mengganti bahan atau kain pelanggannya itu “saya pernah beberapa kali mengganti bahan pelanggan saya karna bajunya tidak muat” tambahnya.

Menurut wanita yang telah menjahit selama 14 tahun ini, jahitan yang paling susah adalah celan pria “celana bersaku bolong adalah yang paling sulit baik itu dalam proses pemotongan atau pun dalam proses penjahitan” ia mengakui sampai sekarang pun untuk menjahit celana pria ai masih membutuhkan banyak waktu karna banyaknya elemen yang harus dijahit dan diperhatikan “dalam satu hari saya hanya bisa menyelesaikan satu celana pria” katanya.
Biasanya pesanan jahitan berasal dari keluarga dekat sahabat atau kenalan. Mengenai harga tergantung dari model, bahan dan kesulitan dalam menjahit. Harganya berkisar dari seratus sampai tiga ratus ribu rupiah. Pesanan jahitan akan melonjak pada saat akan lebaran, pelanggan akan datang beberapa bulan sebelunnya untuk menghindari penolakam karna terlalu banyak pesanan “saya terpaksa menolak beberapa pelanggan karna jumlah pesanan yang menumpuk” tuturnya.
Hal yang paling harus diperhatikan dalam menjahit adalah ketika memotong bahan sesuai dengan pola dan model yang diinginkan pelanggan “dalam memotong bahan jahitan dibutuhkan waktu beberapa jam tergantung dari bahan dan model pakaiannya” sedikit saja kesalan dalam memotong bahan jahitan akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Bagi wanita yang memiliki dua orang putri ini, kepuasan pelanggan adalah yang utama. Karena tanpa pelanggan mata pencahariannya akan hilang “menjahit sangat membantu keuangan keluarga saya” tambahnya.

Umur yang sudah kepala empat merupakan hambatan bagi buk sarkiah dalam menjahit, karna staminanya mulai menurun dan kesehatan matanya juga terganggu. Resiko dari seorang pejahit adalah matanya yang akan perlahan-lahan mengalami kerusakan “saya menderita rabun jauh” namun hal ini tidak membuat Buk Sarkiah berhenti menjahit. Ia menuturkan selama masih bisa menjahit maka ia akan terus menjahit untuk membantu keuangan keluarga dan menyekolahkan anaknya. “saya akan terus menjahit sampai anak saya lulus kuliah dan saya tidak mampu lagi menjahit” ucap Buk Sarkiah pada akhirnya.

1 komentar: